Al-Quran sebagai matahari "Aqal"

2.  Al-Quran sebagai matahari "Aqal"

Selanjutnya adalah diperhatikan bahwa meskipun Aqal manusia itu sebenarnya melihat tetapi benda-benda yang dilihatnya bukanlah semuanya terletak di bidang yang sama. Dalam beberapa hal, pengetahuan telah ada terkandung dalam Aqal itu seperti halnya dengan kebenaran yang telah memang pasti, misalnya:
sesuatu hal yang sama tidak bisa bersama dengan aslinya dandi samping itu juga tanpa asalnya atau ada di samping tidak ada; atausesuatu hal itu benar dan tidak benar; ataupertimbangan yang benar untuk sesuatu hal adalah benar juga untuk sesuatu hal yang serupa; atauwujud yang khusus harus diikuti juga oleh wujud yang umum.
Misalnya:
hitam membawa pengertian tentang wujud "warna".Begitu juga dengan "Manusia" dan "binatang".
Tetapi hubungan tersebut bukanlah pasti benarnya kepada Aqal karena "warna" tidak melibatkan "hitam" dan begitu juga "binatang" tidak melibatkan "manusia" dan banyak (proposition) atau masalah yang lain.
Ada yang wajib, ada yang mungkin, dan ada yang mustahil. Ada juga proposisi yang tidak bersetujuan dengan Aqal apabila proposisi atau masalah itu kembali ke Aqal, proposisi itu terpaksa mengguncang Aqal, menggerakkan Aqal. Pukulkan logam pada besi agar keluar api. Misalkan masalah seperti ini adalah Teori Spekulasi (masalah pertimbangan) dan untuk mengetahui teori itu, Aqal harus dibangkitkan dengan Qalam (logika) filsafat. Bila cahaya filsafat telah bersinar, maka manusia pun melihat apa yang sebenarnya, pada hal sebelum itu, penglihatannya itu terpendam. Filsafat paling agung adalah Qalam Allah umumnya dan al-Quran khususnya.
Oleh yang demikian, ayat-ayat Al-Quran itu untuk Aqal adalah umpama cahaya matahari untuk mata. Dengan adanya cahaya matahari, perbuatan melihat dapat dilaksanakan. Oleh itu, Al-Quran itulah yang paling wajar dinamakan "cahaya" seperti cahaya matahari itu digelar cahaya juga.
Kesimpulannya, al-Quran itu adalah ibarat matahari dan Aqal itu ibarat cahaya mata. Di sini tahulah kita maksud ayat Al-Quran;
"Percayalah kepada Allah dan RasulNya dan cahaya yang Kami turunkan".
dan ayat;
"Telah datang bukti yang nyata dari Tuhanmu dan Kami turunkan cahaya yang terang".
Bersambung  judul yang berikutnya;


Alam Nyata dan Alam Ghaib dan cahaya keduanya