Ta'jil Itu Menyegerakan, Bukan Makanan

Dalam Islam, banyak ucapan-ucapan dan istilah-istilah berbahasa Arab yang terkadang tidak kita ketahui secara pasti maknanya. Bagi yang sudah tahu, terkadang agak kasihan ketika mendengar orang lain yang mengucapkan perkataan atau istilah secara tidak tepat, baik pengucapannya mau pun makna dan penempatannya.

Kali ini, istilah-istilah yang ingin kami bahas adalah seputar istilah yang biasa terdengar ketika masuk bulan Ramadhan. Sebenarnya sudah lama saya mau buat tulisan seperti ini. Tapi baru bisa sekarang-sekarang ini. Mudah-mudahan tidak lagi keliru menggunakan istilah-istilah berikut ini.

Ta’jil

Ta’jil secara bahasa berarti menyegerakan. Ta’jil ketika bulan Ramadhan bukanlah bermakna makanan untuk berbuka. Ta’jil di bulan Ramadhan maksudnya adalah menyegerakan dalam berbuka puasa. Artinya jika telah masuk waktu maghrib, segeralah berbuka walau hanya dengan seteguk air. Itulah makna ta’jil. Jadi, ta’jil itu adalah perbuatan menyegerakan dalam berbuka puasa. Jadi, kalau Anda pergi ke pasar jajanan, jangan lagi berkata, “Saya mau cari ta’jil dulu nih….” atau, “Besok mau ngadain acara bagi-bagi ta’jil ah…”

erkadang, saya tersenyum-senyum, nyengir atau tertawa ketika mendengar atau membaca, “Aneka ta’jil dan minuman untuk puasa” atau “Pasar Ta’jil,” atau “Sepanjang bulan Ramadhan tahun ini, Masjid Istiqlal Jakarta akan menyediakan 3.000 ta’jil (hidangan berbuka puasa) bagi masyarakat umum,” atau “Menjelang saat berbuka puasa, Kota Malang diramaikan para penjual ta’jil”. Sudah beberapa tahun ini saya mendengar istilah ta’jil digunakan secara keliru, bahkan oleh media massa. Akhirnya masyarakat awam pun ikut-ikutan keliru. Jadi, tolong kasih tahu bahwa “ta’jil” itu berarti “menyegerakan berbuka”, bukan “hidangan berbuka puasa”. Kecuali jika Anda mengatakan, “Besok, kita bagi-bagi hidangan ta’jil yuk!” Okelah kalo begitu….. Karena hidangan ta’jil dapat berarti hidangan untuk menyegerakan berbuka puasa.

Dari Sahal bin Saad ra: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” [HR. Muslim]

Ifthor

Ifthor berarti berbuka, maksudnya berbuka puasa. Jika Anda mendengar ada acara ifthor berjama’ah, maksudnya adalah acara buka puasa bersama-sama.

Ta-khir

Ta-khir berarti mengakhirkan, maksudnya mengakhirkan santap sahur. Jadi, sebaiknya santap sahur itu menjelang imsak. Jika Anda membutuhkan waktu 15-20 menit untuk makan, maka bersahurlah 15-20 menit sebelum imsak, itu adalah waktu yang dianjurkan oleh Rasul. Jika Anda makan sebelum itu, maka minumlah pada beberapa menit sebelum imsak untuk mendapatkan sunnah mengakhirkan sahur.

Shoum

Shoum berarti berpuasa. Puasa merupakan perbuatan menahan diri dari sesuatu. Dalam istilah syar’i, shoum adalah sengaja menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar shadiq (waktu shubuh) hingga terbenam matahari. Jika pada masa sebelum Nabi Muhammad dikenal shoum bicara yang berarti menahan diri dari berbicara, maka pada masa Nabi Muhammad shoum yang demikian tidaklah disyari’atkan. Namun tidaklah mengapa jika seseorang ingin melakukannya demi melatih lisan dalam menjaganya dari berghibah, berdusta dan perbuatan buruk lainnya. Tetapi tidaklah mengapa jika dia berkata yang baik-baik seperti memberi nasihat dengan penuh kebijaksanaan. Tidak ada larangan dalam Islam untuk berkata yang baik. Puasa bicara dalam Islam hanyalah pada perkataan yang buruk.

Imsak

Imsak artinya menahan. Ketika berpuasa, imsak berarti menahan diri dari yang membatalkan puasa. Adapun waktu imsak adalah waktu di mana orang yang berniat untuk berpuasa itu hendaknya mulai menahan diri dari yang membatalkan puasa, tetapi waktu imsak bukanlah waktu dimulainya berpuasa. Karena berpuasa itu dimulai dari waktu shubuh. Sedangkan imsak itu adalah 10 atau 15 menit sebelum masuk waktu shubuh. Imsak ini adalah sebagaimana yang biasa dilakukan Nabi. Karena Nabi juga berhenti makan dan minum sekitar 10 menit sebelum shubuh atau sekitar lamanya seseorang membaca 50 ayat yang ringan.